Zulkifli Hasan Cerita soal Agus-Sylvi dan Anies-Sandi di Pilgub DKI



Ketua umum PAN sekaligus ketua MPR Zulfkifli Hasan (Zulhas) bercerita soal majunya dua pasangan Pilgub DKI Jakarta, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Menurut Zulhas, awalnya tidak ada partai yang berminat mengusung Anies.

"Memang saya, calon saya kalah. Calon saya kan AHY sama Sylvi kan? Tapi begini, dulu kita udah janji Pak, karena dulu terus terang saudara Anies itu tidak ada yang mau. Ini saya buka rahasianya. Boleh cerita nggak? Biar jelas, gitu kan. Kita kan suka yang jelas-jelas terang gitu kan. Jadi dulu, calon itu Yusril, Sandi, sudah. Dihitung-hitung nggak menang. Sampai jam 12 malam sebelum pendaftaran, maka dicarilah kesepakatan 6 partai itu, enam partai itu kan Demokrat, PAN, PKB, PPP, Gerindra, PKS. Akhirnya dicari-cari, coba Chairul Tanjung barangkali," ujar Zulhas sebelum membuka sosialisasi 4 pilar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).

Setelah itu, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat menawarkan Agus, Ketum Gerindra Prabowo Subianto menyanggupi tawaran SBY, asalkan Sandiaga diusung sebagai calon gubernur. Sandiaga sempat menemui Zulhas, dan menyatakan kesediaannya maju sebagai cawagub, tetapi ia menginginkan SBY bertemu Prabowo terlebih dahulu.

"Nah saya tau kalau Pak Prabowo, Pak SBY ketemu mesti ada jaminan 5 tahun selesai. Kira-kira itu pak isinya. Sehingga tak jadi ketemu. Sudah putus AHY. Di sini ya udah Sandi sama Mardani. Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh nggak ngaku, saya dengar kok telponnya. Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubahlah," kata Zulhas.

Di saat itulah Prabowo menyetujui Anies sebagai cagub, akan tetapi kubu Cikeas sudah kadung mengusung Agus-Sylvi. Sehingga SBY dan Prabowo tidak berada dalam 1 koalisi.

"Tapi di sini udah kadung mau mengumumkan Pak Agus sama Sylvi, jam 2 pagi di sana baru putus akhirnya Anies diambil, Sandi jadi wakil. Tapi kesepakatan Pak, mana yang menang karena kita ingin perubahan Jakarta karena kita sudah nggak sanggup gubernur yang gaduh terus, sudah nggak sanggup dah kita. Orang Betawi bilang 'udah nggak tahan dah'. Jadi sepakat kita mesti ada gubernur baru, jadi kalau kita menang yang sana gabung, kalau sana menang kita yang gabung. Janji laki-laki," terang Zulhas.

Akhirnya, Pilgub DKI putaran pertama usai dan Agus-Sylvi tidak lolos ke putaran kedua. Di saat itulah, Zulhas mendatangi SBY menanyakan kelanjutkan koalisi pengusung Agus-Sylvi di putaran kedua. Demokrat pada akhirnya mengambil keputusan untuk nonblok pada putaran kedua. PAN juga sempat bertanya ke PKB dan PPP, tetapi saat itu kedua partai tersebut belum mengambil keputusan.

"Habis itu saya juga pergi ke Cak Imin (Ketum PKB, Muhaimin Iskandar). Cak gimana Cak, kita kan udah sepakat dulu. 'Aduh Pak Zul kita kan repot..begini..begini..paling tinggi netral lah'," kata Zulhas sambil menirukan ucapan Cak Imin.

"Ya sudah. Ketemu lagi Romi (Ketum PPP, Romahamurmuziy). Rom, gimana?," sambung Zulhas saat berdiskusi dengan Romi.

"Surat partainya belum keluar maksudnya. Masih belum ada keputusan Mahkamah Agung," ujar Zulhas.

"Saya ini sopir belum punya SIM (Surat Izin Mengemudi) jadi maklum saja lah," sambung Zulhas menirukan ucapan Romi.

Zulhas juga meminta pendapat jika PAN mendukung Ahok-Djarot kepada sejumlah ulama, sebelum akhirnya mendukung Anies-Sandi pada putaran kedua. Zulhas kemudian bercerita, semalam sebelum pencoblosan 19 April, ia mengaku sulit tidur. Ia juga meyakinkan ke Anies bahwa kemenangan sudah menanti walaupun SBY pesimis.

"Tapi saya bilang ke Anies, 'Nies, ini Anda akan menang walaupun Pak SBY bilang sulit menang. Mengapa Pak SBY bilang sulit menang? Karena Ahok tim suksesnya negara. Kata Pak SBY loh. Tapi menurut saya, Anda menang. Kenapa? Karena coblosannya tanggal 19. Loh ada urusan apa tanggal 19? Dulu guru saya selalu saya dikasih doa, nah ini doanya dari Quran, mukjizat. Kata guru saya mukjizat. Ini dari Quran kalimatnya. Saya selalu disuruh baca doa itu selalu 19 kali'," urainya.

Pada akhirnya, Anies-Sandiaga dinyatakan menang dalam Pilgub DKI putaran kedua. Anies-Sandiaga meraup perolehan suara 57,96 persen, sedangkan Ahok-Djarot memperoleh 42,04 persen.
Share:

0 comments:

Post a Comment

agen Bola
Powered by Blogger.

Archives

Followers

Blog Archive

Live Chat

Unordered List

Pages

Theme Support