• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Pembangunan Infrastruktur Sasar Indonesia Timur, Jokowi Tuai Pujian Antropolog dan Tokoh Papua


Berangkat dari semboyan Presiden Jokowi yakni, “Membangun Dari Pinggiran”, pembangunan infrastruktur kian tak terbendung. Sejak awal pemerintahannya, Presiden Jokowi berkomitmen membangun infrastruktur di Indonesia. Infrastruktur digenjot untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Infrastruktur yang buruk berakibat pada tingginya biaya ekonomi. Kenaikan biaya transportasi dengan dalih infrastruktur yang buruk bisa memicu kenaikan harga bahan pokok. Hal ini sangat terasa di daerah-daerah pelosok Indonesia.

Jika pada pemerintahan terdahulu, pembangunan nasional kesannya selalu berorientasi Jawa-sentris, maka Jokowi menghilangkan dikotomis itu. Jokowi melakkukan pembangunan dengan orientasi Indonesia–sentris. Tidak ada lagi daerah yang di-anakemaskan dan di-anaktirikan. Pembangunan disamaratakan, sesuai kebutuhan dan potensi di tiap daerah.

Sebagai gambaran, berikut akan saya paparkan data-data mengenai rencana pembangunan infrastruktur di era Jokowi-JK, dan pembangunan infrastruktur yang menyasar daerah Indonesia Timur.

Rencana dan Pencapaian Infrastruktur Era Presiden Jokowi

Tercatat bahwa antara tahun 2014-2016, pemerintah telah mempercepat pembangunan jalan nasional sepanjang 2.225 kilometer, jalan tol sepanjang 132 kilometer dan jembatan sepanjang 16.246 meter atau 160 jembatan.

Bahkan Jokowi menegaskan bahwa, di bawah pemerintahannya, kereta api bukan hanya milik Pulau Jawa. Tapi juga ada di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Tahun 2015 lalu, pemerintah telah membangun jalur rel kereta api sepanjang 179,33 kilometer spoor.

Pemerintah juga membangun kereta untuk transportasi perkotaan. Misalnya Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Train (LRT) dan commuter line. Terkhusus mengenai tol laut, pemerintah telah menetapkan 24 pelabuhan sebagai Simpul Jalur Tol Laut. Sebagai pendukung infrastruktur pendukung, ikut dibangun 47 pelabuhan nonkomersil.

Target pemerintah adalah sudah terbangun 100 pelabuhan pada 2019. Pemerintah juga akan menyiapkan kapal-kapalnya, yaitu sebanyak 3 kapal pada 2015 dan 30 kapal pada 2016.

Di sektor penerbangan, Jokowi juga mengklaim mempercepat pembangunannya. Tahun 2016, sebanyak sembilan bandara dikembangkan sehingga memiliki standar yang lebih tinggi. Sebanyak 6 bandara di antaranya resmi beroperasi. Sementara itu, terkait penyediaan listrik, pemerintah menargetkan realisasi program 35.000 megawatt.

Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Timur

Percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas demi pemerataan di seluruh Indonesia terus dilakukan. Termasuk pembangunan Jalan Trans Papua yang ditargetkan dapat tersambung seluruhnya pada 2018-2019 mendatang.

Jalan Trans Papua dirancang sepanjang 4.330,07 kilometer. Hingga akhir tahun 2016, sudah tembus 3.851,93 kilometer. Sementara untuk pembangunan jalan baru di Jalan Trans Papua tahun 2016 mencapai 231,27 kilometer, untuk tahun 2017 akan ada penambahan jalan baru 143,35 kilometer.

Menteri PUPR, Basuki Hadimulio, menuturkan, salah ruas jalan yang menjadi fokus Kementerian PUPR adalah yang menghubungkan wilayah pegunungan Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu‎ sepanjang 278,6 kilometer yang ditargetkan tersambung tahun ini. (Sumber)

Terkait Jalan Perbatasan Papua dengan total panjang 1.098,2 kilometer, telah ditangani hingga tahun 2016 sepanjang 884,3 kilometer. Sedangkan tahun 2017 akan dibangun 8 kilometer jalan baru, sehingga hingga akhir tahun 2017 ditargetkan 892,3 kilometer sudah tembus.

Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur di NTT meliputi pembangunan bendungan untuk irigasi, jalan raya, bandara dan pelabuhan laut. Jalan lingkar luar perbatasan atau dikenal dengan istilah “Sabuk Merah”, mencapai 177 kilometer. Juga pembangunan Pos Lintas Batas Luar Negeri dibangun fisiknya.

Total bendungan baru yang akan dibangun berjumlah 49 bendungan dan 7 di antaranya ada di NTT. Sementara daerah lainnya, rata-rata hanya dibangun 2-3 bendungan.

Sementara itu, untuk tahun 2017, Propinsi NTT mendapat kucuran dana untuk pembangunan infrastruktur senilai 2,7 Triliun. “Dana pembangunan infrastruktur tahun anggaran 2017 untuk sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan tahun 2016 yang hanya sekitar Rp800 miliar,” Ujar Kepala Dinas PUPR NTT, Andre W Koreh di Kupang. Selengkapnya di sini.

Presiden Jokowi Tuai Pujian

Pembangunan infrastruktur yang masif ini mendapat reaksi beragam dari masyarakat. Ini suatu hal yang wajar, sebab infrastruktur adalah bentuk pembangunan yang berorientasi fisik. Bisa dilihat bentuk nyata. Oleh karenanya, menjadi wajar jika kemudian Jokowi mendapat pujian untuk itu.

Sebabagaimana diberitakan dalam Tempo, Tokoh masyarakat Papua, Michael Manufandu, mengapresiasi keseriusan Presiden Joko Widodo dalam membuka isolasi wilayah pedalaman Papua melalui pembangunan berbagai infrastruktur. Seperti jalan raya, lapangan terbang, dan kebijakan-kebijakan lainnya di bidang pembangunan.

“Masyarakat Papua harus mengapresiasi dan menghargai apa yang sudah dilakukan oleh Bapak Presiden Jokowi terhadap pembangunan Papua. Sudah seharusnya Pemerintah Daerah di Papua seirama dengan Pusat untuk bersama-sama meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat Papua,” kata Manufandu.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk negara Kolumbia itu menilai dari tujuh presiden yang pernah memimpin Indonesia, Presiden Jokowi-lah yang paling sering berkunjung ke Papua. Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua bahkan jauh lebih sering dibanding dengan daerah lain di Indonesia.
 
“Itu artinya beliau mencintai Papua sehingga tak henti-hentinya beliau selalu datang ke Papua,” ujar Manufandu.
Tokoh Papua ini menilai Presiden Jokowi ingin memastikan semua program untuk mempercepat pemerataan pembangunan Papua bisa terlaksana dengan baik. Mulai dari pembangunan infrastruktur jalan raya, bandara, pelabuhan, ketersediaan energi listrik, penerapan program BBM Satu Harga. Begitu juga dengan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat.

Mantan Staf Khusus di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini tidak mengingkari fakta bahwa di era pemerintahan Presiden Jokowi sekarang ini, wilayah Pegunungan Tengah Papua yang begitu sulit kondisi geografisnya dan mengalami ketertinggalan dan ketimpangan pembangunan yang sangat lebar dengan daerah lain terutama di luar Papua mendapat perhatian prioritas.

Berbagai infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, dan lapangan terbang kini dibangun di wilayah Pegunungan Tengah Papua seperti ruas jalan Trans Papua yang menghubungkan Kenyam Kabupaten Nduga menuju Wamena Kabupaten Jayawijaya sejauh ratusan kilometer.

Di bidang perhubungan, Kementerian Perhubungan kini terus menggenjot pembangunan sejumlah bandara di pedalaman Papua seperti Bandara Wamena, Bandara Dekai Yahukimo, Bandara Ilaga, Bandara Kenyam, Bandara Asmat, Bandara Timika, Bandara Wagete, Nabire dan lainnya.

Tak hanya tokoh Papua yang melontarkan pujian, Antropolog dari Kupang juga ikut mengapresiasi. Antropolog dari Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Pater Gregorius Neonbasu SVD, Ph.D.

“Melihat geliat pembangunan infrastrutkur maupun lintas sektor lainnya di wilayah timur Indonesia maka tidak berlebihan jika saya katakan Pemerintahan Jokowi telah merombak mitos sentralisasi pembangunan yang sebelumnya hanya fokus di wilayah barat”, Ujar Pater Gregorius Neonbasu. (Sumber)
Rohaniawan Katolik yang juga adalah Ketua Dewan Riset Daerah (DPD) Nusa Tenggara Timur itu, menyatakan bahwa unsur pemerataan pembangunan dalam tema Hari Kebangkitan Nasional itu sudah mulai tampak dari maraknya realisasi pembangunan infrastruktur dasar seperti air, jalan, dan listrik untuk kawasan timur Indonesia.

Lebih lanjut, Ia mengatakan, memang secara umum Indonesia merupakan negara yang besar (penduduk) dan sangat luas secara geografik. Dampaknya, jika strategi pembangunan tidak sesuai dengan panduan atau pola umum tertentu, maka akibatnya daerah-daerah akan semakin terpojok.

 
Share:

Jokowi Menggebrak, Anies Baswedan Ngeper



Jokowi menggebrak alam bawah sadar para oknum politisi busuk, birokrat kotor dan para kaum intoleran radikal yang selama ini terlena  melakukan semau-maunya mereka seolah-olah negara ini tidak ada yang jaga, maka Anies Baswedan pun angkat bicara menanggapi komitmen Presiden Jokowi yang akan gebuk dan tendang golongan-golongan pemecah belah persatuan bangsa dan ormas-ormas radikal yang anti Pancasila.

“Di Indonesia ini kalau melanggar aturan harusnya diapain, ya kalau melanggar aturan ditindak, tindakannya tindakan hukum juga,” ujar Anies Baswedan.

Menurut Anies, Indonesia ini adalah negara hukum, sehingga instrumennya hukum. Jika ada yang melanggar aturan, tentu penegak hukum harus bergerak karena tugas mereka menegakkan hukum.

Tanggapan Anies Baswedan terhadap Jokowi tidak segarang pernyataan-pernyataannya terhadap apa yang diucapkan Ahok. Statement-statementnya terhadap Ahok sangat vulgar, tajam dan kasar, tapi sama Jokowi dia ngeper tidak berani yang tajam-tajam. Mungkin takut kena gebuk dan kena tendangan dari Jokowi.

Saat diumpan wartawan soal istilah gebuk yang pernah diucapkan Presiden Soeharto di akhir masa jabatannya, Anies Baswedan juga tidak berani kecam dan skak mat Jokowi seperti yang biasa dia lakukan terhadap Ahok selama masa pilpres DKI 2017.

Anies Baswedan cuma bilang bahwa sepertinya dia pernah dengar istilah itu. Padahal, bisa jadi, dalam hatinya dia ingin sekali bilang jangan semen-mena asal main gebuk dan main tendang, ini negara demokratis bukan negara otoriter, tapi karena sudah kadung ngeper sama jokowi, Anies Baswedan tidak berani kritik keras terhadap gebrakannya Jokowi.

“Iya rasanya pernah dengar memang kata itu, tapi kalau saya sih pokoknya melanggar hukum maka penegak hukum saja yang bergerak,” ujar Anies basa-basi.

Ya begitulah tipikal munafiqun. Lihat saja pada turbulensi politik selama pilkada DKI 2017, politisasi rumah ibadah dengan penebaran sentimen kebencian, stigma kafirun, pribumi dan non-pribumi, anti Cina dan lain sebagainya sebagai bagian dari manifestasi politik adu domba agama karena sangat bernafsu ingin jadi Gubernur DKI Jakarta.

Penyebaran politik kebencian dengan menggunakan sentimen agama dan rasialisme sebagai senjata ampuh yang diusung Anies Baswedan menuju DKI 1. Langkah politik yang tidak lazim itu membuatnya berhasil menipu mayoritas warga kecil yang tingkat pendidikannya rendah alias sekolah kurang. Dan dia berhasil.

Dampak buruk berupa kegaduhan, intoleransi dan radikaliame serta semakin meruncingnya benturan antar umat beragama tidak dia pikirkan,  pokoknya jadi Gubernur DKI dulu. Urusan rekonsiliasi itu urusan belakangan. Enak benar.

Hasilnya, ia sukses terpilih menjadi Gubernur DKI dengan jualan ayat dan mayat dan mengusung semboyan dialog dan keberpihakan terhadap kaum rasis, intoleran dan radikal tanpa perlu capek-capek membangun sistem demokrasi yang sehat.

Dampak buruk yang telah berhasil dia lakukan dalam pilkada DKI yaitu penebaran kebencian dengan peluru agama, ras, maupun perseteruan golongan telah menghancurkan jangkar sosial di mana-mana, bukan hanya di Jakarta saja, akan tetapi juga meluas ke seluruh pelosok negeri.

Gebrakan Jokowi yang akan gebuk dan tendang golongan dan kaum perusuh bangsa membuat Anies Baswedan ngeper karena perbuatannya yang mengobok-ngobok bangsa ini selama pilkada DKI 2017 dengan kampanye berbalut ras dan agama serta provokasi, adu domba dan kebencian.

Ngepernya Anies Baswedan terhadap Jokowi tentu saja beralasan karena sebelumnya pada tanggal 16 Mei 2017, Presiden Jokowi mengumpulkan sejumlah tokoh lintas agama di Istana Merdeka untuk membuat komitmen bersama menjaga persatuan NKRI, mempertahankan dan  memperkokoh Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Presiden Jokowi dengan tegas menyatakan bahwa kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul harus sejalan dengan koridor hukum, Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Jokowi dengan tegas meminta untuk menghentikan gesekan antar kelompok di masyarakat dengan tidak saling menghujat, tidak saling menjelekan, memfitnah dan saling menolak. Habis energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif seperti itu.

Presiden Jokowi juga telah perintahkan kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk tidak ragu-ragu menindak tegas segala bentuk tindakan dan ucapan yang mengganggu persatuan dan persaudaraan, mengganggu NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Anies Baswedan pun ngeper dan hanya basa-basi bahwa di Indonesia ini kalau melanggar aturan dan melanggar hukum harus ditindak karena Indonesia ini adalah negara hukum.

Mungkin Anies Baswedan lupa bahwa kasus pelanggaran hukumnya masih nyantol di Polda Metro Jaya atas kasus fitnahnya soal manipulasi data penggusuran di Jakarta. Karena Indonesia ini negara hukum, seperti kata Anies, maka dia harus segera ditindak dan diproses secara hukum. Bukankah begitu?

Ya kura-kura begitu.
 
Share:

Curhatan Djarot Semalam Sungguh Mengharukan! Hukum Alam Pasti Akan Membalas Kebaikan Ahok!


Plt Gubernur DKI Jakarta hadir di acara yang berjudul “Jakarta Bangkit” dengan host Rosi di Kompas TV kemarin malam 18 Mei 2017. Acara yang judulnya sangat indah, ya, kebangkitan Jakarta, ibu kota negara yang memiliki penduduk 270 juta jiwa ini.

Pak Djarot hadir dalam acara tersebut dengan sang istri Ibu Happy. Meskipun penontonnya tidak banyak di studio, tapi terlihat justru ini membuat acara ini lebih khusyuk dan tertib, yang justru memungkinkan kita melihat bagaimana Pak Djarot mencurahkan isi hatinya, yang begitu menyentuh dengan pesan-pesan yang indah dan bermakna.

Sebenarnya ada lebih banyak lagi yang dikatakan Pak Djarot pada acara semalam, namun izinkan saya dalam tulisan ini untuk membahas beberapa poin saja, tentang bagaimana pesan-pesan moral yang disampaikan beliau sebenarnya begitu baik dan bijaksana.

Rosi memulai pertanyaan tentang suasana kebatinan Djarot pada hari Selasa 9 Mei 2017 itu, hari Selasa yang kita semua ingat bersama itu, dimana Pak Ahok diputus bersalah dan langsung dipenjara itu. Pak Djarot menjawab sambil menahan air matanya, sungguh pilu rasanya hati saya melihatnya. Saya melihat bagaimana seorang politisi yang sangat manusiawi, cinta keadilan, tidak menggunakan topeng dan tidak berpura-pura.

Berikut di bawah ini ada potongan video dimana Pak Djarot terlihat sangat sedih dan menahan air matanya ketika menjawab pertanyaan Rosi, wajib ditonton ya! Di bawahnya lagi saya sediakan transkrip dari jawaban Pak Djarot semalam, yang saya ketik sendiri sembari menonton rekaman videonya.
Pak Djarot:
“Tentu saja, saya shock, (sambil menahan air mata) saya tidak terima, masa perlakuan seperti itu (kepada Pak Ahok), itu aja sebetulnya. Ini perasaan yang tidak dapat  saya ungkapkan disini, yang lain aja lah, saya pengen (tanyanya) yang lain,”
“Ya biasa, kita makan, kita bicara macam-macam. Terus saya sampaikan apa yang kita kerjakan, sambil membahas bagaimana ini DKI, tentang pekerjaan-pekerjaan. Masih di LP Cipinang, di Mako Brimob kita ngomongin kerjaan,”
“Saya setia kepada cita-citanya (Ahok), impiannya (Ahok), untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh warga Jakarta dan bangsa Indonesia. Cita-cita itu sebetulnya sangat dibungkus oleh ideologi kita Pancasila,”
“Beliau menyampaikan, saya ikhlas, tidak apa-apa ini menjadi momentum, untuk mempercepat proses kita sebagai bangsa Indonesia yang sejati, sejatinya bangsa Indonesia. Tidak apa-apa saya menjadi korban, tetapi kita berharap ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,”
“Marilah kita semua sebagai bangsa Indonesia, janganlah kita berpikir tentang seseorang itu darimana dia berasal, apa agamanya, apa sukunya. Tetapi, marilah kita berpikir, apa yang ia kerjakan untuk bangsa ini, apa yang sudah kita lakukan?”
“Sebagai manusia biasa, saya sadar Pak Ahok punya kelemahan. Ini juga saya sampaikan kepada birokrasi ketika selesai acara nyanyi bersama dengan Addie MS. Saya bilang, Pak Ahok jelas punya kelemahan, punya kesalahan, dan saya sebagai seorang sahabatnya, apabila Anda masih mau memendam perasaan dendam dan benci karena kelemahannya itu, saya atas nama Pak Ahok meminta maaf kepada kalian semua,”
Masih Ngomongin Kerjaan

Bagaimana bisa Anda tidak cinta kepada seorang om-om umur 50 tahun yang bernama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang meski dipenjara tapi masih ngomongin kerjaan itu?

Bagaimana bisa Anda, seorang manusia yang berhati nurani tidak sedih atas perlakuan yang tidak adil terhadap seorang manusia lain yang telah begitu tulus bekerja untuk Anda siang dan malam, tanpa kenal lelah, tanpa pernah mengeluh, ikhlas mengabdikan hidupnya untuk negara ini?
 
Ahok, si om-om yang harus melewati ulang tahunnya tahun ini di penjara itu, yang kalian caci maki dan hina harkat dan martabatnya itu, yang kalian penjarakan hanya karena kebodohan dan kesesatan nurani kalian itu, menerima dengan ikhlas. Dan bahkan ketika ia sekarang dipenjara seperti sekarang, hati dan pikirannya masih untuk Anda warga Jakarta.

Ia tidak meminta belas kasihan Anda yang telah memenjarakannya, ia juga tidak merengek-rengek dan mau mengadu kepada PBB. Ia hadapi semua ini dengan ketegarannya, dan kekuatan yang diberikan Tuhan kepadanya, dan dari dalam penjara pun ia masih memikirkan nasib Anda semua, memikirkan apakah kalian hidupnya sehat, baik, dan bahagia di luar sini.

Dari jawaban Pak Djarot, terlihat sekali Pak Ahok iklhas meskipun harus menjadi korban, asalkan negara ini cepat bangkit, cepat bersatu lagi, cepat fokus lagi, bisa yakin terhadap kenetralan Presiden Jokowi lagi, dan tidak ada lagi suara-suara sumbing kaum bumi datar lagi. Ia bukan saja memikirkan nasib warga Jakarta, tetapi lebih dalam lagi, beliau masih saja memikirkan masa depan dari negeri yang bernama Indonesia ini.

Bagaimana mungkin, Anda yang juga mengaku punya Tuhan, yang seharusnya memiliki sifat Ilahi dalam diri Anda, tapi bisa-bisanya memendam benci dan dendam kepada seorang pria yang mulai beruban rambutnya itu, yang telah berbuat begitu banyak untuk kebaikan bangsa itu, yang meski dipenjara masih saja memikirkan nasib Anda dan bangsa ini itu?

Bagaimana bisa…? Bagaimana mungkin….? HOW COME…..?
 
Orang Akan Lupa Kelemahannya, tapi Orang Akan Mengingat Apa Kebaikan yang Telah Dilakukannya

Benar kata Pak Djarot, marilah kita semua janganlah kita berpikir tentang seseorang itu darimana dia berasal, apa agamanya, apa sukunya. Tetapi, marilah kita berpikir, apa yang ia kerjakan untuk bangsa ini. Dan sesungguhnya itu memang sejalan dengan hukum alami yang berlaku di alam semesta dan planet yang bernama bumi ini.

Ketika seorang manusia telah membawakan kebaikan dan manfaat kepada banyak manusia lainnya, maka dunia ini akan mengingat kebaikan dan manfaat tersebut, lalu melupakan kekurangan dan ketidaksempurnaan orang tersebut.

Terry Fox adalah seorang mantan atlet Kanada yang mengidap kanker dan kakinya buntung sebelah (menggunakan kaki palsu). Orang tahu bahwa ia adalah penderita cacat, tapi bukan itu yang utama akan dikenang oleh dunia. Yang dikenang hingga saat ini adalah bagaimana ia berlari selama 143 hari dan 5373 km pada tahun 1981 untuk menggalang dana penelitian penyakit kanker. Monumennya pun dibuat di Kanada dan seluruh dunia mengenangnya, bukan karena kekurangannya, tapi karena jasanya kepada manusia.

Bunda Teresa punya penyakit jantung, namun yang dunia ingat adalah pengabdian dan cinta kasihnya kepada saudara-saudaranya di India. Qin Shi Huang, kaisar dinasti Qin sekitar 200 tahun sebelum masehi, paling diingat oleh dunia karena kekejaman tirani pemerintahannya, bukan karena rasa terima kasih telah membangun tembok besar Tiongkok yang begitu megah dan luar biasa itu.

Masih banyak lagi tokoh-tokoh yang pernah hidup di dunia ini diingat karena kebaikan dan manfaat kepada banyak manusia lainnya, bukan karena kekurangannya. Bukan perbedaan agama, ras, dan suku yang akan diingat dan dikenang oleh generasi berikutnya, tetapi apa yang telah tokoh tersebut perbuat untuk sesama manusianya lah yang akan terus digaungkan dan disebarkan.

Ahok dipenjara, dan meskipun karir politiknya misalnya telah habis pun, Ahok akan terus dikenang dan didambakan oleh seluruh rakyat negeri ini. Ini adalah hukum dunia, dan tidak ada seorang pun yang dapat melawannya, termasuk jika Rizieq Shihab bersama FPI, FUI, ACTA dan gerombolan lainnya bergabung kekuatan menjadi satu sekali pun!

Penutup

Saya mau menutup saja tulisan saya ini, sebelum saya menulis lebih panjang dan tidak bisa lagi menahan air mata haru ini. Saya berharap kalian semua tetap percaya dan meyakini, bahwa meskipun hukum di Indonesia ini tidak memberikan keadilan kepada Ahok, maka hukum alam pasti akan memberikan balasan yang berlipat-lipat ganda kepadanya.

Ingatlah! Jika Anda ingin dirindukan, dikenang, dan didambakan oleh manusia lainnya ketika kelak Anda pergi meninggalkan dunia ini, lakukanlah sesuatu untuk kebaikan dan kesejahteraan orang lain selama Anda masih hidup! Alam tidak akan pernah mengkhianati perjuangan Anda!

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan…


Share:

Presiden Bilang “Gebuk!” Kelompok Radikal dan Khilafah Langsung Bungkam

Pilkada DKI telah usai, beberapa cerita mengerikan sudah kita lewati, dan sebagian sempat menjadi tanda tanya apakah ini bisa selesai atau akan memecah belah bangsa kita?
Seperti yang kita ketahui bersama, pada Pilkada DKI, ada beberapa elemen yang bersatu dengan masing-masing agenda atau kepentingannya. Mereka bergabung karena memiliki momentum yang kuat untuk dimanfaatkan, kemudian menarik massa sebanyak-banyaknya. Tak ada yang menyangka kalau PKS, HTI, FPI, FUI bisa bergabung satu langkah untuk turun ke jalan; mendemo Ahok
Tak hanya ormas dan partai saja, tokoh-tokoh politik juga ikut andil di dalamnya. Tak perlu lah saya sebutkan nama-namanya, intinya kita semua sudah tahu mereka-mereka yang ikut turun ke jalan untuk berdemo.
Kebencian terhadap Ahok tidak hanya soal karena dia China dan kafir, tapi juga karena kebijakan-kebijakannya menyulitkan banyak pihak yang selama ini nyaman dengan perilaku korup. Dan kebetulan ada Pilkada, sehingga lawan-lawan politiknya juga ikut memanfaatkan kesempatan tersebut.
Mereka yang tak membenci Ahok, juga ikut memanfaatkan kesempatan ini untuk mendemo Jokowi. Inilah kenapa ada seruan “lengserkan Jokowi.” Siapa mereka? tentu saja kelompok yang gagal move on, kelompok barisan sakit hati yang sejak 2014 sudah berharap Presiden Jokowi lengser atau dimakzulkan.
Saya melihat semua kelompok yang tergabung ini, mereka semua tidak melihat bahaya luar biasa yang mengancam negeri ini. Bukan sekedar soal makar, tapi tentang mengubah sistem negara kita menjadi khilafah. Mereka tampak tak peduli dengan agenda besar ini dan yang merupakan penyumbang massa terbanyak dalam aksi 411 ataupun 212.
Mereka hanya berpikir soal uang dan kekuasaan. Tanpa mau berpikir atau mengukur diri, jika negeri ini chaos, apakah mereka masih mampu mengendalikan kelompok-kelompok lainnya? Terutama kubu pro khilafah.
Situasi yang panas ini berhasil membuat banyak investor menahan dananya untuk masuk ke Indonesia, hold. Beberapa orang juga berpikir ini adalah awal dari kehancuran NKRI. Seruan-seruan khilafah menggema di mana-mana, bahkan diikuti oleh beberapa tokoh-tokoh nasional.
Kepercayaan diri para kelompok radikal dan pro khilafah yang tidak mengakui pemerintah Indonesia, serta ingin mengubah UUD45 dan Pancasila semakin meningkat karena mereka berhasil berkumpul dalam jumlah yang sangat besar. Dan kitapun bertanya-tanya “ada apa dengan negeri ini? di mana Presiden?”
Tiga hari yang lalu, tanpa disangka-sangka Presiden Jokowi hadir melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh lintas agama dan memberikan pernyataan pers. Sangat lantang pernyataannya:
“Semua orang Indonesia adalah saudara sebangsa. Jika dalam beberapa waktu terakhir ini ada gesekan antarkelompok dalam masyarakat, mulai saat ini saya meminta hal-hal tersebut untuk segera dihentikan!
Jangan saling hujat karena kita adalah saudara. Jangan saling menjelekkan karena kita ini adalah saudara. Jangan saling fitnah karena kita ini adalah saudara. Jangan saling menolak karena kita ini adalah saudara.
Saya telah memerintahkan kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk tidak ragu-ragu menindak tegas segala bentuk ucapan dan tindakan yang mengganggu persatuan dan persaudaraan. Yang mengganggu NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Yang tidak sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi upaya kita bersama.”
Tak cukup sampai di situ, hari ini Presiden kembali memberikan pernyataan yang sangat keras. “Sekali lagi, negara Pancasila itu sudah final. Tidak boleh dibicarakan lagi. Kalau ada ormas yang seperti itu (mengganggu ideologi Pancasila), ya kita gebuk!”
Jokowi Angkat Bicara, Kelompok Radikal dan Khilafah Bungkam
Pernyataan-pernyataan keras Presiden Jokowi belakangan ini rupanya berhasil membungkam kelompok radikal dan khilafah. Jika dulu kita kerap disuguhi gerakan bela Islam, bela ulama dan seterusnya, sekarang rasanya sudah tak terdengar lagi. Bahkan kalaupun ada banner aksi-aksian, mereka tak lagi berani turun ke jalan.
Suara-suara penolakan terhadap pembubaran HTI pun hanya mendapat penolakan dari segelintir pengurus HTI saja. Tak ada yang berani ikut membela HTI dan kemudian menyalahkan Presiden Jokowi. Malah ketua umum PBNU secara terbuka mengucapkan terima kasih terhadap pemerintah karena mau membubarkan HTI. Bahkan FPI yang sebenarnya sempat bersama-sama dalam romantika parade tauhid ataupun aksi-aksi togel, dengan tegas menyatakan bahwa FPI berbeda dengan HTI.
Seketika, suara-suara pro khilafah juga berangsur luntur. Tak ada perlawanan, tak ada yang berani melawan pernyataan Presiden Jokowi. haha luar biasa.
Kecerdasan Jokowi
Pernyataan yang sangat keras seperti di atas sebenarnya sangat beresiko untuk diucapkan oleh seorang Presiden. Pembubaran HTI pun sebenarnya sangat beresiko, mengingat kelompok mereka sudah cukup besar dan memiliki dukungan dari banyak pihak. Tapi dua keputusan tersebut nyatanya tak mendapat perlawanan yang serius.
Saya melihat ini karena Presiden berhasil memainkan tempo dan menganalisis situasi. Andai Presiden memberikan pernyataan “gebuk!” saat masih aksi 411, mungkin sekarang beliau sudah lengser. Andai pemerintah membubarkan HTI saat masih aksi 411, 212 atau saat masih ramai-ramainya Pilkada DKI, pasti lawan politiknya sudah mengusulkan pemakzulan, memanfaatkan emosi massa yang terkumpul.
Tapi Presiden Jokowi memilih sabar. Dengan telaten meminta Jenderal Tito dan Gatot untuk bertahan mengayomi masyarakat. Mereka berdemo, Polisi diminta tidak melawan sedikitpun. Berkorban. Banyak korbannya, ada yang kepalanya bocor dan luka-luka karena aksi tusuk-tusukan oleh massa GNPF menggunakan bambu pengikat bendera.
Dan sekarang ini pemerintah ambil tindakan tegas. Presiden tak tanggung-tanggung dalam memilih kata, “gebuk!”
Ini merupakan pelajaran penting bagi kita semua. Bahwa keputusan untuk melawan, seharusnya diikuti oleh kondisi yang mendukung. Jika tidak, itu akan berbalik menyerang diri kita sendiri.
Presiden Jokowi sengaja menunggu Pilkada dan vonis Ahok usai, untuk balik melawan radikalisme dan pro khilafah demi mempertahankan NKRI. Presiden sepertinya sangat sadar bahwa kelompok-kelompok radikal dan pro khilafah tidak akan berkutik, dan bukanlah siapa-siapa jika tanpa dukungan politik dan logistik.…Begitulah kura-kura.
Share:

Janji Soal Reklamasi Sudah Dilanggar Anies, Janji Lain Tinggal Menunggu Waktu

 
Memang Anies ini luar biasa. Belum menjadi Gubernur, sudah ada janji yang dilanggarnya. Kita tahu sendiri bahwa Anies ini memang mencitrakan diri anti-reklamasi. Alasannya ya ‘demi rakyat’ tanpa peduli reklamasi sudah ada Keppresnya.
 
“Untuk reklamasi, posisi kami jelas. Kami tidak setuju dan akan menghentikannya. Kami punya rencana berbeda dari apa yang dijalankan Pemprov DKI sekarang,” ujar Anies

Senada dengan Anies, Sandiaga juga menolak reklamasi

“Untuk reklamasi, kami sudah keluarkan (pernyataan), bahwa kami akan menghentikan reklamasi,” ujar Sandiaga

Menghentikan reklamasi ini juga masuk dalam 23 janji kerja Anies-Sandi. Tapi apa lacur, janji itu hanyalah janji. Setelah terpilih maka janji mau ditepati ataupun dilanggar tidak ada yang bisa memaksa. Toh, rakyat hanya bisa memilih, tidak bisa memecat Gubernur.

Anies sekarang mengatakan pulau reklamasi tersebut bisa dijadikan sebagai lahan untuk warga berolahraga, rekreasi, pentas seni dan budaya, atau sarana lain yang dapat memberi manfaat lebih luas kepada warga. Dengan kata lain, reklamasi akan dilanjutkan!

“Ya itukan janji kampanye seperti itu, bahwa yang sudah telanjur jadi akan dimanfaatkan untuk kepentingan publik dan segala macam bisa di situ,” ujar Anies.

Ini sebenarnya merupakan alasan yang penuh dengan kebohongan. Ingat dulu, setiap pulau hasil reklamasi sudah memiliki peruntukannya sendiri. Sebelum reklamasi tujuannya ya harus jelas, kalau tidak izin tidak akan keluar.

Anies tidak akan bisa mengubah fungsi pulau reklamasi yang sudah selesai. Bila ada perusahaan swasta maupun pemerintah yang menyatakan tanah disini akan dibangun taman dan ternyata dibangun mall, maka itu sudah melanggar peraturan. Bila fungsinya A ya tetap A, kalau bisa diganti sesuka hati maka surat izin itu cuman pembungkus nasi sayur.
 
Selain itu Anies juga mengungkapkan ada keinginan membangun pelabuhan di salah satu sisi pulau hasil reklamasi. Tapi ada koplaknya dari pernyataan Anies yang satu ini. Anies mengatakan ingin warga merasakan pantai yang terbuka di pelabuhan.

“Bisa (bangun pelabuhan di lahan reklamasi), jadi itu yang sudah saya sampaikan ketika di debat, bahwa kami ingin warga jakarta punya pantai. Ya kalau di situ ada berarti merasakan pantai yang terbuka untuk siapa saja, itu salah satu contohnya,” ujar Anies.

Ini merupakan pernyataan sesat celaka tiga belas. Anies sepertinya tidak pernah melihat dan mempelajari apa itu ‘pelabuhan’. Pelabuhan ya pasti ramai dengan kapal, mana bisa digunakaan untuk pantai. Mau ada warga yang tenggelam akibat ditabrak kapal?

Terlihat jelas bahwa Anies ini sebenarnya hanya asal ngomong saja. Janji sana-sini saat kampanye tapi setelah terpilih lihat sendiri. Belum jadi Gubernur sudah jilat ludah sendiri.

Warga pinggiran sungai yang senang karena tidak akan digusur? Siap-siap ‘ditata’ dengan cara ‘manusiawi’. Warga akan ‘dipindahkan’ dari lokasi pinggiran sungai. Dipindahkan kemana? Itu bukan urusan Pemprov, mereka tidak ada kewajiban untuk memberikan rusun murah. Ahok saja yang sok dermawan memberikan rusun.

Anies itu kan santun dan pintar, jadi warga akan diajak untuk bekerja untuk bisa memiliki rumah sendiri. Bekerja dimana? Terserah warga la, Pemprov hanya ‘mengajak’. Kan kalau warga diberi rusun murah itu tidak mengedukasi, warga bisa malas toh? Kalau tidak ada rumah, itu bisa menjadi cambuk supaya warga lebih rajin bekerja toh?

Jakarta akan semakin makmur dibawah Anies. Siapa yang makmur? PNS akan semakin makmur karena sudah tidak ada lagi yang mempelototi. DPRD akan semakin makmur karena banjir proyek USB. Sandiaga akan semakin makmur lewat OK OCE, ingat OK OCE itu bisnis bukan sumbangan (investasi harus balik modal).

Warga? Ada progam rumah DP nol rupiah kok. Tapi, bisa saja Anies kembali melangar janjinya dan menghadirkan rumah DP 15 persen. Lho? Kok masih ada DP? Besar pulak. Nanti ngeles ini supaya pihak perbankan mau investasi dan tidak melanggar aturan.

Kita lihat saja saat Anies menjadi Gubernur, janji apalagi yang akan dilangg… ‘disesuaikan’. Harus santun toh?
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Share:

Kebakaran Terjadi di Bengkel Jl Pasar Minggu


Kebakaran terjadi di sebuah bengkel di Jl Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ada 23 mobil pemadam yang dikerahkan ke lokasi.

"Kebakaran bengkel Berkah Motor di depan asrama Brimob, Jalan Pasar Minggu," kata petugas pemadam kebakaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jaksel, Dendi saat dikonfirmasi pukul 00.05 WIB, Jumat (19/5/2017).

Bengkel tersebut menurut Dendi berada dalam bangunan ruko. Dari sejumlah foto yang diunggah di twitter, terlihat kobaran besar api membumbung di lokasi.

"Bengkelnya di ruko, kita masih berupaya memadamkan api," ujar Dendi.



Share:

Chelsea Siap Relakan Willian ke Manchester United




Chelsea akan mempertimbangkan untuk menjual Willian jika Manchester United memberikan penawaran yang layak di musim panas.

Willian kesulitan mendapat kesempatan main di bawah asuhan Antonio Conte musim ini. Pemain Brasil masih sanggup mencetak tujuh gol dan dua assist untuk membantu klub memenangkan Premier League.

Namun Willian hanya turun 14 kali sebagai starter di liga domestik musim ini dan sudah sering disebut akan hengkang di musim panas. United sudah menunjukkan ketertarikan pada pemain berusia 28 tahun belakangan ini, dan Jose Mourinho diklaim amat menginginkannya.

Willian pernah ditangani Mourinho ketika manajer Portugal masih di The Blues, di mana mereka berdua memenangkan liga di 2015.



Sang winger sebelumnya sudah mengkonfirmasi bahwa musim panas lalu ia memang mendapat tawaran dari Old Trafford. Dan jika memang United coba menawarnya, Chelsea bakal mempertimbangkan, menurut The Independent.

Conte membutuhkan dana sebanyak mungkin untuk membangun skuat yang solid guna mengarungi Premier League dan Liga Champions musim depan.

 
Share:
agen Bola
Powered by Blogger.

Archives

Followers

Blog Archive

Live Chat

Unordered List

Pages

Theme Support