Riko, warga Kepulauan Seribu, mengadu ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena kesulitan mendirikan bangunan di pulau tersebut. Riko tidak dapat mendirikan bangunan karena belum memiliki hak pengelolaan (HPL).
"Saya mau buat bangunan Pak di atas tanah urukan, tapi katanya belum boleh. Sertifikatnya belum ada kayanya Pak," ujar Riko kepada Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017).
Kepada Riko, Ahok menjelaskan dirinya saat ini sedang membuat sertifikat khusus untuk warga Kepulauan Seribu. Nantinya sertifikat HPL itu hanya bisa dimiliki oleh warga Kepulauan Seribu dan tidak bisa diperjualbelikan kepada warga di luar pulau.
"Kita akan bikin sertifikat HPL milik DKI. Lalu warga Pulau Seribu boleh bikin sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB). Hak milik di atas HPL," kata Ahok pada Riko.
"Tapi kamu nggak boleh jual buat orang di luar pulau. Kamu uruk ya?" tanya Ahok.
"Maksudnya bagaimana Pak?" tanya Riko pada Ahok.
"Nambah tepi kan kamu, reklamasi itu lah," jawab Ahok.
Riko hanya tersenyum karena Ahok mengetahui dirinya akan membuat bangunan di atas tanah urukan di pinggir pantai. Dia hanya kecewa karena merasa dipersulit untuk membuat bangunan.
Ahok mengatakan, belum ada dasar soal penggunaan tanah seperti yang Riko inginkan. Ahok kembali menegaskan sedang membuat aturan soal sertifikat HPL di Kepulauan Seribu.
"Sudahlah gua (saya) ngertilah gua tahulah. Pasti tanah beranak sudah gitu saja," canda Ahok.
"Kami mau bangun tapi dipersulit Pak," keluh Riko pada Ahok.
"Ya karena dasar tanahnya nggak ada. Aku lagi siapin. Nggak usah bohongin gua lah, aku ngerti banget," ujar Ahok.
Saat Riko ingin mengajak Ahok berfoto, kembali Ahok menggoda Riko. Ahok mengatakan fotonya akan digunakan untuk menggertak.
"Ya sudah (foto dulu). Ntar lu pakai buat gertak lagi. Kita lagi beresin," canda Ahok.
"Saya mau buat bangunan Pak di atas tanah urukan, tapi katanya belum boleh. Sertifikatnya belum ada kayanya Pak," ujar Riko kepada Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017).
Kepada Riko, Ahok menjelaskan dirinya saat ini sedang membuat sertifikat khusus untuk warga Kepulauan Seribu. Nantinya sertifikat HPL itu hanya bisa dimiliki oleh warga Kepulauan Seribu dan tidak bisa diperjualbelikan kepada warga di luar pulau.
"Kita akan bikin sertifikat HPL milik DKI. Lalu warga Pulau Seribu boleh bikin sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB). Hak milik di atas HPL," kata Ahok pada Riko.
"Tapi kamu nggak boleh jual buat orang di luar pulau. Kamu uruk ya?" tanya Ahok.
"Maksudnya bagaimana Pak?" tanya Riko pada Ahok.
"Nambah tepi kan kamu, reklamasi itu lah," jawab Ahok.
Riko hanya tersenyum karena Ahok mengetahui dirinya akan membuat bangunan di atas tanah urukan di pinggir pantai. Dia hanya kecewa karena merasa dipersulit untuk membuat bangunan.
Ahok mengatakan, belum ada dasar soal penggunaan tanah seperti yang Riko inginkan. Ahok kembali menegaskan sedang membuat aturan soal sertifikat HPL di Kepulauan Seribu.
"Sudahlah gua (saya) ngertilah gua tahulah. Pasti tanah beranak sudah gitu saja," canda Ahok.
"Kami mau bangun tapi dipersulit Pak," keluh Riko pada Ahok.
"Ya karena dasar tanahnya nggak ada. Aku lagi siapin. Nggak usah bohongin gua lah, aku ngerti banget," ujar Ahok.
Saat Riko ingin mengajak Ahok berfoto, kembali Ahok menggoda Riko. Ahok mengatakan fotonya akan digunakan untuk menggertak.
"Ya sudah (foto dulu). Ntar lu pakai buat gertak lagi. Kita lagi beresin," canda Ahok.
0 comments:
Post a Comment